Total Tayangan Halaman

Pengikut

Senin, 19 Desember 2011

Superposition of Waves

The principle of superposition may be applied to waves whenever two (or more) waves travelling through the same medium at the same time. The waves pass through each other without being disturbed. The net displacement of the medium at any point in space or time, is simply the sum of the individual wave displacements. This is true of waves which are finite in length (wave pulses) or which are continuous sine waves.


Two Gaussian waves travelling in opposite directions

The movie at left shows two Gaussian wave pulses are travelling on a string, one is moving to the right, the other is moving to the left. They pass through each other without being disturbed, and the net displacement is the sum of the two individual displacements. It should also be mentioned that this string is nondispersive (all frequencies travel at the same speed) since the Gaussian wave pulses do not change their shape as they propagate. If the medium was dispersive, then the waves would change their shape.

Two sine waves travelling in the same direction: Constructive and Destructive Interference

Two waves (with the same amplitude, frequency, and wavelength) are travelling in the same direction on a string.
which is a travelling wave whose amplitude depends on the phase (phi). When the two waves are in-phase (phi=0), they interfere constructively and the result has twice the amplitude of the individual waves. When the two waves have opposite-phase (phi=180), they interfere destructively and cancel each other out.

The animation at left shows two sinusoidal waves travelling in the same direction. The phase difference between the two waves increases with time so that the effects of both constructive and destructive interference may be seen. First of all, notice that the sum wave (in blue) is a travelling wave which moves from left to right. When the two gray waves are in phase the result is large amplitude. When the two gray waves become out of phase the sum wave is zero.


Two sine waves travelling in opposite directions create a standing wave

A travelling wave moves from one place to another, whereas a standing wave appears to stand still, vibrating in place. Two waves (with the same amplitude, frequency, and wavelength) are travelling in opposite directions on a string. Using the principle of superposition,
This wave is no longer a travelling wave because the position and time dependence have been separated. The displacement of the string as a function of position has an amplitude of 2ymsin kx. This amplitude does not travel along the string, but stands still and oscillates up and down according to cos wt. Characteristic of standing waves are locations with maximum displacement (antinodes) and locations with zero displacement (nodes).
The movie at left shows how a standing wave may be created from two travelling waves. If two sinusoidal waves having the same frequency (wavelength) and the same amplitude are travelling in opposite directions in the same medium then, using superposition, the net displacement of the medium is the sum of the two waves. As the movie shows, when the two waves are 180° out-of-phase with each other they cancel, and when they are in-phase with each other they add together. As the two waves pass through each other, the net result alternates between zero and some maximum amplitude. However, this pattern simply oscillates; it does not travel to the right or the left. I have placed two dots on the string, one at an antinode and one at a node. Which is which?



Two sine waves with different frequencies: Beats

Two waves of equal amplitude are travelling in the same direction. The two waves have different frequencies and wavelengths, but they both travel with the same wave speed.
This resulting particle motion is the product of two travelling waves. One part is a sine wave which oscillates with the average frequency f = ½(f1 + f2). This is the frequency which is perceived by a listener. The other part is a cosine wave which oscillates with the difference frequency f = ½(f1 - f2). This term controls the amplitude "envelope" of the wave and causes the perception of "beats". The beat frequency is actually twice the difference frequency, fbeat = (f1 - f2).
In the movie at left two waves with slightly different frequencies are travelling to the right. The resulting wave travels in the same direction and with the same speed as the two component waves. The "beat" wave oscillates with the average frequency, and its amplitude envelope varies according to the difference frequency.



Minggu, 17 April 2011

Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya....

Hai science lovers, masih ingat tragedi nuklir di Fukushima Daichi Jepang???..

sebenarnya energi nuklir itu berbahaya atau tidak sih? dan pemanfaatannya untuk apa sih?

apalagi pemerintah akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN ) di Jepara, Jawa Tengah, ulasan berikut ini merupakan sekilas pengertian mengenai Nuklir dan pemanfaatannya, namun percaya atau tidak, hampir setiap negara maju dan negara yang memiliki penduduk yang banyak seperti AS, India, China dan Rusia telah memiliki PLTN, bagaimana dengan Indonesia?

nuclear-energy-gmrMasalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
Fisi Nuklir
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini akan dibahas salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.
fisi01Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah inti atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar dalam waktu singkat. Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir.
reaksi fisi berantai (sumber: www.scienceclarified.com)
reaksi fisi berantai (sumber: www.scienceclarified.com)
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan berlangsung di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk membangkitkan listrik.
reaksi fisi berantai terkendali (sumber: www.atomicarchive.com)
reaksi fisi berantai terkendali (sumber: www.atomicarchive.com)
Di dalam reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi sehingga hanya satu neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti berikutnya. Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai terkendali yang energi yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna.
Reaktor Nuklir
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan perisai beton.
skema reaktor nuklir (sumber: http://personales.alc.upv.es
skema reaktor nuklir (sumber: http://personales.alc.upv.es)
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U. elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
reactor-engr-wisc-edu1
skema pembangkit listrik tenaga nuklir (sumber: http://reactor.engr.wisc.edu)
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR) yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.
Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika reaktor ini dinamakan reaktor air bertekanan.
foto:dancewithshadows.com

Jumat, 08 April 2011

Fakta-fakta Menarik tentang Pluto

PLUTO yang juga dikenal dengan nama Pluto 134340 adalah sebuah planet kerdil dalam sistem Tata Surya Bimasakti. Letak Pluto berada dalam sebuah wilayah terluar Tata Surya yang bernama Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper sendiri adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari. Pluto memiliki orbit yang unik saat mengelilingi matahari, orbitnya berbentuk melonjong dan kisaran jaraknya sekitar 4,4 - 7,4 miliar km dari Matahari. Berbeda dengan planet-planet lainnya di Tata Surya, Pluto cenderung bergerak mendekati Matahari saat melakukan perjalanan orbit. Akibatnya, terkadang Pluto berjarak lebih dekat dengan Matahari (atau Bumi) daripada Neptunus.
Di antara obyek-obyek yang ada dalam Tata Surya, Pluto adalah yang terkecil baik dalam ukuran maupun jumlah masa. Pluto bahkan lebih kecil daripada 7 bulan di tata surya, (Bulan, Io, Europa, Ganymede, Calisto, Titan, dan Triton). Pluto memiliki diameter 4.862 km dan memiliki massa 0,002 massa Bumi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi adalah 248,4 tahun. Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dengan atmosfer yang mengandung metan. Suhu permukaan Pluto berkisar -233o Celsius sampai dengan-223o Celsius, sehingga sebagian besar berwujud es. Seperti sejumlah planet Tata Surya lain, Pluto juga mempunyai beberapa bulan/satelit yang mengitarinya. Bulan-bulan itu adalah: Charon (ditemukan oleh astronom James Christy pada tahun 1978), Nix dan Hydra.
Proses penemuan Pluto sebenarnya diawali dengan kekeliruan interpretasi sejumlah astronom yang mendapati adanya kekacauan dalam orbit Uranus. Semula mereka berasumsi bahwa Neptunuslah yang mengacaukan orbit Uranus karena tarikan gravitasinya.
Pada tahun 1905 seorang astronom AS, Percival Lowell, memulai proyek pencarian planet ke-sembilan dalam sistem Tata Surya. Lowell bersama rekannya, William H. Pickering, mengajukan beberapa konsep koordinat planet ke-sembilan dalam Tata Surya yang mereka namakan “Planet X”.
Pada bulan Januari 1930, Clyde Tombaugh, seorang peneliti yang juga anggota tim proyek pencarian planet ke-sembilan dalam Tata Surya di Observatorium Lowell, berhasil mencitrakan beberapa pergerakan sebuah obyek misterius di luar angkasa.
Setelah dipastikan bahwa obyek yang ditemukan itu adalah sebuah planet, Tombaugh dan ketua tim peneliti, Vesto Melvin Slipher, menggelar sayembara untuk mencarikan nama bagi planet ke-sembilan itu. Nama Pluto dicetuskan oleh Venetia Burney, seorang anak perempuan umur sebelas tahun asal Oxford, Inggris. Venetia yang gemar mempelajari mitologi Yunani Kuno dan astronomi pertama kali mengusulkan nama ini pada kakeknya, Falconer Madan, mantan pustakawan di Universitas Oxford, Inggris. Akhirnya, pada 1 Mei 1930, tim memutuskan nama planet baru itu adalah “Pluto”.
Misi perjalanan yang menggunakan pesawat tanpa awak ini diberi nama “New Horizons”. New Horizons telah sukses diluncurkan pada tanggal 19 Januari 2006. Pesawat ini dilengkapi dengan sejumlah peralatan kendali jarak jauh untuk mengenali citra geologi dan morfologi Pluto bersama satelitnya, Charon, memetakan komposisi permukaannya, dan menganalisa atmosfirnya. Selain itu juga New Horizons akan memotret permukaan Pluto dan Charon. Uniknya, dalam pesawat canggih ini juga disertakan abu jenazah sang penemu Pluto, Clyde Tombaugh.
Bagaimanapun, sejak tahun 2006 Pluto sudah tidak lagi dikategorikan sebagai planet inti dalam sistem Tata Surya oleh Himpunan Astronomi Internasional (IAU). Karena sejak penemuannya pada tahun 1930 hingga pada 2006 telah ditemukan sejumlah obyek lain di bagian terluar Tata Surya yang komposisinya serupa dengan Pluto, salah satunya yaitu Eris yang mempunyai massa 27% lebih padat daripada Pluto. Pluto kini hanya digolongkan dalam planet-planet minor atau kerdil (dwarf planet) bersama dengan Eris dan Ceres dan diberi nomor 134340.

Fakta menarik tentang Tata Surya Kita

Hello science lover,,...apa aja ya fakta-fakta menarik tentang tata surya kita????
berikut ini beberapa fakta menarik tentang tata surya kita..:
1. Venus, Sang Dewi Cinta, adalah planet yang paling terang di tata surya kita.


2. Meskipun berukuran dan mempunyai gaya gravitasi yang sama dengan Planet Bumi, Atmosfer Venus penuh dengan asam sulfur yang mematikan. *Bahaya juga..


3. Tertutupi oleh lapisan tipis batu-batuan, Merkurius adalah sebuah bola besar yang terbuat dari besi dan mempunyai gaya tarik yang kuat untuk planet seukurannya.


4. Magnet yang paling kuat di jagad raya adalah Magnetar, suatu bintang neutron yang langka. Sampai saat ini baru ditemukan 10 penemuan Magnetar.


5. Matahari kita sangat jauh jaraknya sehingga jika bahan bakarnya telah habis, kita tidak akan menyadarinya sampai 8 menit kemudian.


6. Planet Merah, Mars, tidak mempunyai lapisan ozon dan tidak memiliki pelindung apapun terhadap sinar ultra violet. Hal ini membuatnya tidak dapat ditinggali oleh manusia.


7. Dengan meneliti meteorit-meteorit yang ditemukan di Bumi, kita dapat mengetahui bahwa umur Planet Bumi adalah 4,6 milyar tahun.


8. Planet Jupiter berputar pada porosnya (berotasi) dengan kecepatan yang menakjubkan sehingga menimbulkan angin dengan kecepatan ratusan mil per jam di atmosfernya. (bumi kita kan berotasi 24 jam jadi siang 12 jam malam 12 jam, kalau jupiter siang malamnya gimana tuh?)


9. Planet Saturnus adalah sebuah bola raksasa yang terbuat dari gas, sehingga planet ini dapat mengapung di atas air. Ada yang mau coba bawa ke laut Jawa?



Pembentukan bayangan pada cermin cekung

Sifat-sifat :
1.     mengumpulkan sinar (konvergen)
2.     memiliki jari-jari kelengkungan (R) dan titik api/jarak fokus (f) yang bernilai positif, karena letak R dan f terletak di depan cermin.
3.     Pembagian ruang pada cermin cekung :
a.     Ruang I : ruang antara cermin dengan F
b.    Ruang II : ruang antara F dengan R
c.     Ruang III : ruang diluar titik C
d.    Ruang IV : ruang di belakang cermin
4.     Untuk melukis bayangan pada cermin cekung digunakan tiga buah sinar istimewa (minimal 2 buah sinar istimewa).
a.     Sinar yang datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan melalui titik fokus cermin.
b.    Sinar yang datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
c.     Sinar yang datang melalui titik pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan juga.

 Melukis bayangan pada cermin cekung 

1. Bila benda berjarak lebih besar dari R

Bayangan benda (Object) akan berada diantara C dan F, Nyata,terbalik dan lebih kecil.










2. Bila benda diletakkan di antara C dan F
 Bayangan benda (Object) akan lebih besar dan terbalik.











3. Bila benda diletakkan di antara titik F dan cermin

Bayangan benda (Object) terletak dibelakang cermin cekung (maya), lebih besar dan tidak terbalik (tegak)








 4. Bila benda tepat pada titik C (pusat kelengkungan)

 Bayangan benda (object) sama besar dengan bendanya, tetapi terbalik. Pembentukan bayangan dengan keadaan seperti ini dapat dipergunakan sebagai alat untuk membalikkan bayangan suatu obyek pada alat optik.  Bayangan suatu lensa obyektif diatur sedeikian rupa agar tepat pada titik C, sehingga bayangan lensa tersebut sama besar dan terbalik.





5. Persamaan untuk cermin cembung dan cermin cekung.

Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jarak fokus cermin dan jari-jari kelengkungan cermin lengkung adalah sebagai berikut :
 
Keterangan :
f = jarak fokus (titik api) cermin (cm)
So = jarak benda dari cermin (cm)
Si = jarak bayangan dari cermin (cm)
R = jari-jari kelengkungan cermin (cm)
M = perbesaran bayangan (kali)
ho = tinggi benda (cm)
hi = tinggi bayangan (cm)

  Pedoman pembentukan bayangan dan sifat bayangan pada cermin cembung dan cekung.

Ruang benda
Ruang bayangan
Sifat bayangan
I
IV
Maya, tegak, diperbesar
II
III
Nyata, terbalik, diperbesar
III
II
Nyata, terbalik, diperkecil
Di C
di C
Nyata, terbalik sama besar

 Beberapa pedoman yang perlu diketahui :

1.     benda nyata jika terletak di depan cermin (So bernilai positif)
2.     benda maya jika terletak di belakang cermin (So bernilai negatif)
3.     bayangan nyata jika terletak di depan cermin (Si bernilai positif)
4.     bayangan maya terletak di belakang cermin (Si bernilai negatif)
5.     pada cermin cembung f dan R bernilai negatif
6.     pada cermin cekung f dan R bernilai positif.
7.     pada cermin cekung nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = 5.
8.     jika nomor ruang benda > nomor ruang bayangan, maka bayangan diperkecil
9.     jika nomor ruang benda < nomor ruang bayangan, maka bayangan diperbesar
10.  jika benda terletak di ruang 1 atau 4, maka bayangannya pasti maya dan tegak
11.  jika benda terletak di ruang 2 atau 3, maka bayangannya pasti nyata dan terbalik

Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung


Spion termasuk cermin cembung. Kaca Spion kendaraan bermotor dirancang sedemikian rupa agar dapat membantu pengemudi melihat obyek/kendaraan lain yang berada di belakang kendaraan yang kita kemudikan. Bayangan yang terbetuk oleh kaca spion tidak seperti ukuran obyek aslinya. Hal ini dimaksudkan agar kendaraan yang masih jauh di belakang kita sekalipun sudah dapat teramati bayangannya. Oleh karena itu jenis cermin yang dipakai adalah cermin cembung. Perhatikan gambar pembentukan bayangan pada cermin berikut ini (gambar diperoleh dari browsing di situs internet).
Pembuat gambar tersebut sudah memberikan warna yang berbeda-beda untuk masing-masing garis sinar, diharapkan agar mudah mengikuti alur garis sinar selama proses pembentukan bayangan benda (object). Asumsikan (anggaplah) sinar datang dari berbagai arah, sehingga anda tidak kesulitan bila ingin memahami proses pembentukan bayangan. Karena cermin bersifat memantulkan sinar, maka benda/object harus diletakkan di depan cermin agar dapat terbentuk bayangan/image. Proses pembentukan bayangan adalah sebagai berikut :
  1. Garis sinar yang datang dari arah kiri (mendatar berwarna biru) melewati/mengenai titik (ujung atas benda), maka setelah sampai di permukaan cermin cembung garis sinar tersebut akan dipantulkan seolah-olah garis sinar pantul itu berasal dari titik fokus cermin (F)
  2. Garis sinar yang datang dari arah kiri (menuju titik F berwarna hijau) melewati/mengenai titik (ujung atas benda), maka setelah sampai di permukaan cermin cembung garis sinar tersebut akan dipantulkan seolah-olah garis sinar pantul itu datang sejajar dengan sumbu utama cermin cembung (sumbu utama = garis yang melalui titik C dan F).
  3. Garis sinar yang datang dari arah kiri (menuju titik C berwarna merah) melewati/mengenai titik (ujung atas benda), maka setelah sampai di permukaan cermin cembung garis sinar tersebut akan dipantulkan seolah-olah garis sinar pantul itu berasal dari titik pusat cermin (C).
  4. Garis-garis sinar yang berada di belakang cermin (sebelah kanan cermin) dilukiskan sebagai garis putus-putus dimaksudkan untuk membedakan garis sinar dengan garis bayangan (bersifat maya).
  5. Maya adalah sifat bayangan yang tidak dapat ditangkap oleh layar (walaupun dibelakang cermin tersebut sudah diletakkan layar untuk pembentukan bayangan).
  6. Layar yang dimaksud di sini adalah layar layaknya layar bioskop atau layar proyektor OHP/LCD.
  7. Dua garis putus-putus (no 1 dan 2) akan berpotongan di sebuah titik yang akan menjadi ujung bayangan/image dari benda/object.
  8. Bayangan tersebut juga dapat ditentukan dari perpotongan tiga garis sinar sekaligus yaitu merah, hijau, dan biru (minimal 2 garis sinar).
  9. Perlu diingat bahwa letak bayangan jangan selalu beranggapan seperti gambar tersebut, tetapi yang terpenting adalah tentukanlah di titik mana letak perpotongan dari minimal dua garis pantul (garis pantul/garis putus-putus dapat diperpanjang sampai dua garis pantul berpotongan).

Aberasi Kromatik

Aberasi kromatik (en:chromatic aberration, achromatism) adalah aberasi optik yang dilihat dari sudut pandang dengan penekanan pada sifat optik fisis cahaya. Walaupun pada sebuah kanta dengan bidang speris yang sempurna, setiap bahan kanta mempunyai indeks bias yang berbeda-beda bergantung pada panjang gelombang sinar cahaya yang merambat melaluinya dan menyebabkan sinar cahaya polikromatik tersebut terdispersi dan menyebabkan purple fringe/color fringe pada citra proyeksinya. Aberasi kromatik yang seperti ini dapat diminimalkan dengan kanta komposit doublet akromatik dengan bahan low dispersion glass untuk mengatasi aberasi longitudinal (panjang gelombang yang berbeda diproyeksikan ke titik api yang berbeda-beda pada sumbu optis) dan aberasi transversal/lateral (panjang gelombang yang berbeda diproyeksikan ke titik api yang berbeda pada bidang fokal).
Jenis aberasi kromatik yang lain adalah tampaknya aura berwarna putih kebiruan disekeliling citra obyek. Jika aberasi kromatik di atas terjadi karena dispersi yang disebabkan perbedaan indeks bias, aberasi ini terjadi karena dispersi yang disebabkan karena perbedaan fasa pada interferensi antara sinar backlight dan sinar difusinya yang terpantul dari antarmuka obyek
Lens6a.png
Lens6b.png



Aberasi monokromatik

Aberasi monokromatik (en:monochromatic aberration) sering juga disebut aberasi tingkat ketiga (en:third-order aberration) adalah aberasi yang terjadi walaupun sistem optik mempunyai kanta dengan bidang speris yang telah sempurna dan tidak terjadi dispersi cahaya.


Muka gelombang sinar yang datar, setelah melewati kanta akan berinterferensi dengan muka gelombang sinar di sekitarnya dan menjadi muka gelombang aberasi yang berbentuk speris.
A lens can be used to change the shape of wavefronts. Here, plane wavefronts become spherical after going through the lens.]] Aberasi defokus (en:defocus aberration) adalah aberasi yang disebabkan karena titik api (en:focal point, foci) tidak terletak pada titik fokus paraksial sperisnya, disebut juga titik santir Gauss (en:Gaussian image point). Defokus, disebut juga wavefront aberration, dimodelkan dengan kesalahan longitudinal gelombang cahaya yang terjadi karena pergeseran titik api ideal pada bidang fokal menuju titik api pengamatan pada sumbu optis, berikut beserta sperisnya (en:radius of curvature) masing-masing yang bersinggungan pada pusat optis kanta. Sinar yang tidak terfokus pada titik api ideal akan merambat menuju bidang fokal secara transversal dan membentuk lingkaran gamang yang kita kenal dengan istilah blur.
Aberasi defokus dapat dikurangi dengan membuat sinar insiden terkolimasi (en:collimated light) dan jarak hiperfokal. Cahaya kurang terkolimasi pada nilai bukaan kecil memperbesar interferensi longitudinal gelombang cahaya yang membias menuju ke titik api, interferensi tersebut akan menimbulkan gelombang cahaya resultan yang dapat jatuh di luar titik api.
Aberasi kurva medan (en:aberration of field curvature) adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang mempunyai bidang fokal menyerupai lingkaran/kurva.